Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

ANRI Inisiasi Diplomasi Arsip Internasional, Pengasuh Al-Hamidiyah: Negara-Negara Muslim Wajib Bekerja Sama

Kamis, 13 Juli 2023 Oleh Kajis 796 kali

JAKARTA – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menginisiasi diplomasi arsip internasional dengan pembentukan Forum Kerja Sama Arsip Nasional Negara-Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim. Acara ini diselenggarakan secara daring dan luring di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, Gedung C Lt. 2, ANRI, Jakarta Selatan (Rabu, 12/7/23). 

Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Prof. Dr. K.H. Oman Fathurahman, M.Hum menyerukan kerjasama Negara-Negara Muslim untuk menggali potensi arsip sejarah peradaban Islam sebagai bagian dari peradaban dunia. 

Hal itu disampaikan dalam serangkaian acara seminar bertajuk “Arsip Sejarah Peradaban Islam dan Diplomasi Internasional” dengan menghadirkan dua narasumber lainnya yakni H.E. Dr. Faisal Abdulaziz Mohammed Al Tamimi (Director General NCAR Saudi Arabia) dan YBhg. Dato’ Jaafar Sidiek (Director General of the National Archives of Malaysia), serta dipandu oleh moderator, Ivan Aulia Ahsan (Jurnalis NU Online).


“Arsip dan manuskrip kita terhubungkan satu dengan yang lain karena pada masa lalu jaringan peradaban Islam itu terhubungkan sedemikian rupa melalui perdagangan, diplomasi, interaksi keilmuan, keagamaan. Ini menjadikan Islam tidak hanya tumbuh dan berkembang di Arab atau Makkah dan Madinah saja, peradaban Islam lahir kemudian di berbagai wilayah yang awalnya disebut oleh para sarjana sebagai periferal atau pinggiran,” ungkap Guru Besar Filologi Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut. 

“Saya sendiri tidak setuju dengan istilah ‘periferal’ karena itu lebih memperlihatkan tempat yang jauh dari Makkah Madinah, tetapi dari segi peradaban Islam sesungguhnya itu bukan pinggiran, dalam pengertian kualitasnya rendah, tidak. Jangan pernah melihat arsip dan manuskrip Islam yang ditulis dalam bahasa non-Arab itu sebagai rendah. Kita punya jalur rempah, dari Makkah-Madinah ke Nusantara lewat Aden, Oman, Sri Lanka, dan Selon”, imbuhnya. 


Kiai Oman juga mengucapkan terima kasih kepada ANRI karena arsip seorang tokoh besar di Indonesia Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu, Pendiri Pesantren Al-Hamidiyah Depok, berhasil didigitalisasi dan dibuka aksesnya untuk umum. 

Seperti diketahui, Kiai Sjaichu memiliki arsip luar biasa di dalam konteks diplomasi Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah. Di antara kontribusi beliau pernah menjadi Presiden Organisasi Konferensi Islam Asia Afrika. Dalam sambutan sebelum seminar, Duta Arsip, Dr. Rieke Diah Pitaloka, M.Hum menyebutkan beberapa arsip dan kutipan tokoh dunia dalam Konferensi Islam Asia Afrika tersebut. 


“Terima kasih banyak kepada ANRI, ini merupakan preseden atau percontohan bagaimana negara menyelamatkan arsip-arsip itu dan tentu pihak yang memiliki arsip juga memang harus mau bekerja sama seperti Pesantren Al-Hamidiyah. Dalam jangka panjang, arsip pesantren ini bisa menjadi bahan penelitian dan juga mudah-mudahan menjadi amal jariyah untuk Kiai Sjaichu,” ungkap Kiai Oman. 

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Drs. Imam Gunarto, M.Hum, menyampaikan bahwa pertemuan ini adalah kali pertama bagi kepala arsip nasional negara-negara berpenduduk mayoritas muslim. 

“Selama ini, kerja sama negara-negara muslim pada umumnya banyak dilakukan di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan budaya, tetapi belum pernah di bidang kearsipan. Diharapkan melalui forum yang dibentuk nanti, dapat meningkatkan peran arsip nasional negara-negara berpenduduk mayoritas muslim di tingkat internasional dan melestarikan memori kolektif tentang sejarah Islam sebagai bagian dari peradaban dunia menjadi lebih kuat dan hebat,” tuturnya. 



Forum ini pun dapat mempererat hubungan dan meningkatkan kapasitas manusia dan kelembagaan lembaga kearsipan melalui kegiatan seperti lokakarya, seminar, dan pelatihan. Pembentukan Forum Kerja Sama Arsip Nasional Negara-Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim tidak terlepas dari perjalanan peradaban negara-negara mayoritas berpenduduk muslim yang tentunya meninggalkan jejak-jejak dokumentasi, seperti arsip yang harus dijaga dan dilestarikan untuk kepentingan masa depan, untuk kepentingan penelitian, pendidikan, pengumpulan ingatan, dan sumber informasi.

Dalam pertemuan yang melibatkan perwakilan sembilan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim (Indonesia, Saudi Arabia, Malaysia, Qatar, Irak, Maroko, Kuwait, Yordania, Palestina) itu hadir pula, Sekretaris Jenderal Kerja Sama Multilateral, Yohpy Ichsan Wardana, S.I.P., M.D.A.T.; Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Drs. Wahyu Haryadi, M.Si; dan Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Prof. Dr. Diah Natalisa, MBA.

Pewarta: Atunk

Galeri