Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Kegiatan
Home / Kegiatan

Haul ke-27 KH. Achmad Sjaichu & Launching Santri KITAB

Dibuat Tanggal 27 Januari 2022
Tanggal 05 Februari 2022 7:00 AM - 1:00 PM
Written by Irma Rahmawati Hits: 807

Al-Hamidiyah Akan Gelar Haul ke-27 KH. Achmad Sjaichu

Yayasan Islam Al-Hamidiyah, Depok akan menggelar acara peringatan Haul ke-27 K.H. Achmad Sjaichu pada Sabtu, 5 Februari 2022, pukul 07.00 – 13.00 WIB. Dalam bahasa Arab, “haul” artinya setahun. Bagi masyarakat Muslim Indonesia khususnya, Haul sudah menjadi sebuah tradisi untuk mendoakan seseorang yang ketika masa hidupnya sangat dihormati karena berkat ilmu dan jasa besarnya bagi masyarakat luas. Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah menegaskan bahwa Haul ini diselenggarakan untuk mengenang jasa-jasa pendiri Pesantren, Kyai Achmad Sjaichu.

“Atas nama Yayasan, Pesantren Al-Hamidiyah dengan penuh khidmat akan menggelar Haul ke-27 ini dalam rangka mendoakan pendiri Pesantren, yakni al-maghfurlah Kyai Achmad Sjaichu. Beliau adalah seorang tokoh besar, tokoh masyarakat, tokoh politik, negarawan, dan sekaligus ulama yang sangat dihormati, baik di tingkat nasional maupun internasional”, ungkap Kyai Oman, yang juga Guru Besar Filologi di Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah tersebut.

Kyai Achmad Sjaichu mendirikan Pesantren Al-Hamidiyah pada tahun 1988 di bawah naungan Yayasan Islam Al-Hamidiyah. Ia hanya sempat mengasuh dan menemani para santrinya selama kurang lebih 7 tahun. Kyai Sjaichu berpulang pada 4 Januari 1995. Putra-putri Kyai Sjaichu kemudian melanjutkan estapet kepemimpinan Yayasan secara bersama-sama, hingga mencapai kemajuannya seperti tampak saat ini di bawah kepemimpinan dr. Imam Susanto Sjaichu, Sp.BP-RE(K) sebagai Direktur Utama.

Kyai Sjaichu lahir di Ampel, Surabaya pada 29 Juni 1921. Ayahnya, KH Abdul Chamid, wafat ketika ia masih berusia balita, 2 tahun. Ibunya, Nyai Hj Fatimah, menitipkan Sjaichu kecil kepada guru ngaji di sekitar Masjid Ampel. Di usia 7 tahun, Kyai Sjaichu sudah khatam al-Quran dan fasih membaca al-Quran di bawah bimbingan Kyai Mas Muhammad Gubah. Kyiai Sjaichu memperoleh pendidikan awalnya di Sekolah Rakyat Mardi Oetomo, yang dikelola Muhammadiyah, sebelum kemudian pindah ke Madrasah Tashwirul Afkar, yang didirikan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah, salah seorang ulama besar pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang kelak menjadi pembimbing spiritual dan sekaligus ayah tirinya.

Kyai Sjaichu melanjutkan pendidikannya di Madrasah Nahdlatul Wathan yang diasuh oleh KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Mas Mansur, dan HOS Tjokroaminoto. Di sinilah Sjaichu kecil bertemu dengan KH Abdullah Ubaid yang menanamkan kecintaannya pada bahasa Arab. Atas saran Mbah Wahab, Kyai Sjaichu kemudian mondok di Pesantren Lasem dan mendapat asuhan langsung KH Ma’shum Ahmad, atau yang dikenal sebagai Mbah Ma’shum Lasem.

Pada 5 Januari 1945, Pemuda Sjaichu mempersunting seorang gadis bermama Solchah asal Kedung Tarakan, Pacar Keling Surabaya. Hanya soal waktu saja kemudian ia menjelma menjadi seorang pemimpin dalam berbagai tingkatan, baik di ormas Nahdlatul Ulama (NU), di Pemerintahan (Departemen Agama), di lembaga legislatif tingkat nasional (Ketua DPRGR), hingga menjadi Presiden Dewan Pusat Organisasi Islam Asia Afrika (OIAA) di tingkat internasional.

 Untuk menyempurnakan pengabdiannya kepada masyarakat, pada tahun 1978, Kyai Sjaichu mendirikan lembaga dakwah Ittihadul Muballighin. Dan puncaknya, pada tahun 1988, Kyai Sjaichu mendirikan Pesantren di bawah naungan Yayasan Islam Al-Hamidiyah, nama yang dinisbatkan kepada ayahandanya, H. Abdul Chamid. Kini, lembaga pendidikan warisan Kyai Sjaichu telah berkembang pesat dan memiliki unit pendidikan semua jenjang, mulai dari TK, SDIT, SMPI, MTs, MA, hingga Sekolah Tinggi Agama Islam.

Kyai Oman menjelaskan bahwa untuk mengenang jasa-jasa al-maghfurlah itulah Haul ke-27 ini diselenggarakan. Acara Haul akan diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh keluarga besar Yayasan Islam Al-Hamidiyah, khususnya santri, mulai dari ziarah ke makam KH. Achmad Sjaichu, penampilan seni hadrah oleh para santri, silaturahmi dengan para alumni, dan ceramah agama, dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

“Mengingat masih dalam situasi pandemi, kegiatan Haul ini akan digelar secara hybrid. Masyarakat umum dapat mengikuti secara virtual melalui platform yang nanti disediakan, sementara keluarga besar Al-Hamidiyah akan duduk bersama para santri dan penceramah di Masjid Al-Hamidiyah, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat”, tegas Kyai Oman.

Pada acara peringatan Haul ke-27 ini, Pesantren Al-Hamidiyah akan menghadirkan dua pembicara utama, yakni Dr. KH. M. Luqman Hakim dan Habib Husein Ja’far Al Hadar. Kyai Luqman Hakim adalah alumni Pesantren Tebuireng Jombang, yang sekarang menjadi Pengasuh (Mudir) Ma’had Aly Raudhatul Muhibbin, Caringin Bogor. Ia juga aktif memberikan edukasi spiritual di media sosial melalui kanal SufiNews.

Adapun Habib Husein Ja’far Al-Hadar adalah seorang pendakwah Gerakan Islam Cinta dan sekaligus content creator yang sangat aktif menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui media sosial. Saat ini, ia bisa dianggap sebagai seorang Habib yang paling dekat dengan kalangan anak muda milenial. Melalui platform Youtube, Habib Husein mengasuh kanal “Jeda Nulis” dan “Pemuda Tersesat” yang pengikut (subscriber)nya sudah mencapai ratusan ribu orang.

Dalam kegiatan Haul ini, kedua pembicara akan menyampaikan pesan-pesan keagamaan di bawah satu tema besar yang ditetapkan panitia, yakni “Menjaga Sanad Ilmu, Merawat Ajaran Guru”.

“Kegiatan Haul ke-17 Kyai Achmad Sjaichu ini ingin kami manfaatkan untuk memberikan motivasi kepada para santri Pesantren Al-Hamidiyah khususnya bahwa di era digital ini belajar ilmu keagamaan tidak cukup melalui media sosial saja, melainkan harus punya guru yang membimbing langsung, agar tidak tersesat. Sebab, barangsiapa belajar tanpa guru, maka gurunya adalah syaithan”, pungkas Kyai Oman mengutip qaul ulama.

Selain jajaran Pimpinan Yayasan, kegiatan Haul ke-27 Kyai Sjaichu ini juga akan dihadiri oleh Bapak Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI masa bakti 2014-2019, yang juga bertindak sebagai penasihat (mustasyar) Pesantren Al-Hamidiyah.

Postingan Terbaru