Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

Gelar MGMP, MA Al-Hamidiyah Hadirkan Pengawas SMA Dinas Pendidikan Jawa Barat

Kamis, 31 Maret 2022 Oleh Kajis 1176 kali

Depok - Para Guru di Madrasah Aliyah (MA) Al-Hamidiyah mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Pertemuan ini bertema Pembuatan Kisi-Kisi dan Pembuatan Soal Standar AKM (10/03/22) dan Sosialisasi Kurikulum Merdeka Bagi Guru MA Al-Hamidiyah (11/03/22). Acara yang diadakan melalui Zoom Meeting ini bertujuan untuk meningkatkan dan menguatkan kompetensi guru MA Al-Hamidiyah melalui diskusi dan pelatihan.

Narasumber pada MGMP kali ini merupakan Pengawas SMA Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dr. Yunina Surtiana, M.Pd. Acara ini dibuka oleh Ratu M. Khusna S.Pd. selaku pembawa acara. Kemudian, acara berikutnya yaitu penyampaian sambutan oleh Hadi Sukoco, M.Pd. selaku Kepala Divisi PAUD & DIKDASMEN YIA, Dr. Farida Wulandari, S.S, M.Pd. selaku Direktur Pendidikan YIA, dan Ira Asmara, S.Pd, M.M. selaku Kepala MA Al-Hamidiyah.



“Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang merupakan penilaian kompetensi yang sangat diperlukan siswa (literasi dan numerasi) untuk mempelajari materi pembelajaran. AKM juga diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi  positif pada masyarakat. AKM penting bagi siswa untuk memonitor tingkat kompetensi minimum (literasi dan numerasi) guna mempelajari materi,” ungkap Dr. Yunina Surtiana, M.Pd.

Ia juga menambahkan bahwa AKM penting untuk guru, agar dapat menilai efektivitas pengajarannya. AKM penting bagi sekolah, untuk dapat menilai kualitas sekolah. Bagi pemerintah, AKM berguna untuk mengecek sehat tidaknya sistem pendidikan. Selain untuk meningkatkan mutu, Asesmen juga dirancang agar dapat menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Di hari selanjutnya, Dr. Yunina Surtiana, M.Pd menerangkan materi Kurikulum Merdeka. Satuan pendidikan diberi tiga pilihan kurikulum, Pandemi 2020-2021 yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat (Kur-2013 yang disederhanakan). Pandemi 2021-2022 yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Prototipe. Pemulihan Pembelajaran 2022-2024 yaitu Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Prototipe sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan.

“Tahun 2024, penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Kemudian, Kemendikbud Ristek menyediakan 7 tema utama yang perlu dikembangkan menjadi modul dengan topik dan tujuan yang lebih spesifik, yaitu 1. Bangunlah Jiwa dan Raganya, 2. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, 3. Bhinneka Tunggal Ika, 4. Gaya Hidup Berkelanjutan, 5. Kearifan Lokal, 6. Kewirausahaan, dan 7. Suara Demokrasi,” ungkapnya.  

Terkait Keunggulan Kurikulum Merdeka, Dr. Yunina Surtiana, M.Pd menyebutkan lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, dan lebih relevan dan interaktif. Penerapan Kurikulum Merdeka juga didukung oleh platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Masuk dengan akun pembelajaran belajar.id untuk dapat mengakses Platform Merdeka Mengajar melalui aplikasi gawai Android atau melalui situs https://guru.kemdikbud.go.id/.

 

Pewarta: Sri Wahyuni Noviyanti

Redaktur: Atunk