Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

Bedah Buku Ke-Alhamidiyah-an, Direktur Utama: Kiai Sjaichu Tak Pernah Berhenti Belajar

Selasa, 21 November 2023 Oleh Kajis 313 kali

DEPOK - Direktur Utama Yayasan Islam Al-Hamidiyah, dr. H. Imam Susanto, Sp.BP., RE-(K) mengenang perjuangan hidup ayahnya, almarhum K.H. Achmad Sjaichu. Hal ini beliau sampaikan pada bedah buku "Pedoman Memahami Nilai-Nilai Ke-Alhamidiyah-an: Inspirasi Ilmu K.H. Achmad Sjaichu", di Aula SMPI Al-Hamidiyah (Sabtu, 18/11/2023).

Pak Imam menyampaikan bahwa Kiai Sjaichu adalah pribadi yang sangat tangguh, pendiam namun tegas, serta autodidak yang tak pernah berhenti belajar. Kiai Sjaichu yang selalu membaca buku hingga tengah malam. Tak hanya sebagai ulama, Kiai Sjaichu juga seorang pengusaha serta pekerja keras.

 “Saya masih ingat betul beliau mempunyai usaha mebel yang mendatangkan karyawan dari Jepara ahli kayu jati.  Kiai Sjaichu selalu menulis dengan tekun apa yang dikerjakan dalam bisnisnya itu. Pak Cahyo paling tahu itu catatannya, karena kalau soal bisnis melibatkan Pak Cahyo saya tidak dilibatkan, karena saat itu saya disibukkan dengan urusan sebagai dokter,” ungkap Pak Imam. 


Kiai Sjaichu mencerminkan sifat disiplin dan kesederhanaan dalam beribadah, terutama dalam menjalankan salat lima waktu. Pak Imam juga mengungkap sisi kepedulian dan kebaikan hati Kiai Sjaichu terhadap sesama. Kiai Sjaichu selalu menyayangi dan membantu orang-orang di sekitarnya, serta mewakafkan sebagian hartanya untuk kepentingan umat Islam, seperti pendirian Pesantren Al-Hamidiyah ini.

Pak Imam juga berbagi cerita tentang kekecewaan Kiai Sjaichu terhadap dunia politik, yang kemudian menginspirasi beliau untuk mendirikan Ittihadul Mubalighin, sebuah organisasi himpunan para dai atau pendakwah. Selain itu, Kiai Sjaichu sangat percaya kepada anak-anak muda dan memberikan dukungan kepada mereka. 


“Dalam hidup, Kiai Sjaichu selalu mempekerjakan banyak orang. Saat saya tanya kenapa, beliau menjawab, ‘Mempekerjakan orang dan memberikan kehidupan itu merupakan pahala yang besar buat kita’. Terbukti sampai sekarang pun Al-Hamidiyah memperjakan 400 karyawan. Saya tidak akan lupa, Kiai Sjaichu sering mengorbankan kepentingan pribadi,” kenang Pak Imam.


Pak Imam mengungkapkan bahwa Kiai Sjaichu memiliki keyakinan takdir yang kuat dan selalu menerima takdir dengan lapang dada. Kepercayaan tersebut tercermin saat beliau menyerahkan pesantren kepada yayasan dan keluarganya. 


“Kami semuanya sebagai penerus dari beliau bekerja sama untuk saling mendukung berlangsungnya pesantren dan pengembang yayasan ini. Saya terutama sangat terbantu dengan almarhum dr. Fahmi Djafar. Waktu itu beliau mundur dari Sekretaris Menko Kesra dan betul-betul di sini. Begitu beliau wafat, yayasan langsung menunjuk saya akhirnya saya terpaksa terima walaupun saat itu saya sedang dalam posisi yang sibuknya bukan main di bidang kedokteran,  juga di fakultas kedokteran sebagai kepala dan sebagainya,” ungkap Pak Imam.

Dalam penutupnya, Pak Imam berharap buku ini menjadi acuan dan inspirasi bagi para santri dan guru di Pesantren Al-Hamidiyah.


Pewarta: Atunk

Foto: Raja/Rio