Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

Ulas Literasi Digital, Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Depok Sebut Ada Majlis Baru "Al-Facebookiyah"

Rabu, 17 Agustus 2022 Oleh Kajis 1197 kali

DEPOK - Di era transformasi digital seperti saat ini, media dakwah pun mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah, Prof. Dr. K.H. Oman Fathurahman, M.Hum dalam sambutannya di acara diskusi Literasi Digital.

Acara ini  diselenggarakan oleh Divisi Dakwah Yayasan Islam Al-Hamidiyah (YIA) yang diketuai oleh K.H. Jauhari Sadji, Lc, bekerja sama dengan Lembaga Dakwah PBNU Pusat serta  Kementerian Teknologi dan Informasi di Pesantren Al-Hamidiyah, Depok (Kamis, 11/08/22). 

"Kalau dulu yang mau diajak dakwahnya itu mereka yang di majlis taklim di kampung-kampung tapi sekarang madzhab Al-Googliyah dikit-dikit bertanya ke Google. Maka dakwah kita majlisnya itu kini Al-Facebookiyah, berdakwah di Al-WhatsAppiyah. Kalau mau berceramah muhadharahnya itu melalui Thread di Twitter, maka jadi majlis Al-Twitteriyah," ungkap Kiai Oman. 


Tak hanya itu, lanjut Kiai Oman, tempat merenung, berpuisi, dan berefleksi pun bisa Instagram. Begitu pula kalau berguru kini warganet mencari Ustaznya di YouTube. 

"Bahkan, di masa pandemi orang-orang juga mondok (baca: menjadi santri di pondok pesantren) itu di majlis Al-Zoomiyah menggunakan aplikasi Zoom," terang Guru Besar Filologi di Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut. 

Beliau juga menekankan bahwa literasi digital itu bukan sekadar bisa mengoperasikan Samsung atau iPhone dengan baik, akan tetapi membuka literasi digital itu artinya seseorang bisa membaca, menganalisis, dan mengolah dengan baik informasi yang masuk. 



"Bukan sekadar bisa, atau wah hp-nya bagus, bukan. Jadi, literasi digital adalah kemampuan kalian menerima informasi mengolahnya kemudian menyampaikannya lagi dengan baik tidak sekadar menerima informasi yang ternyata hoaks kemudian kalian forward ke orang lain itu namanya tidak lipread," jelas Pengampu Ngasuh atau Ngaji Bersama Pengasuh itu. 

Sejak 2019, Kiai Oman juga memulai dakwah literasi digitalnya melalui akun YouTube-nya yang diberi nama Channel Ngariksa, Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara. Hingga hari ini, setiap dua Jumat sekali beliau melakukan live streaming melalui Facebook dan fitur Space di Twitter. Kini, jumlah Subscriber-nya sudah lebih dari 4.000 pengguna YouTube. 



Di Pesantren Al-Hamidiyah, beliau senantiasa membuka wawasan baru kepada para ustadz dan santri terkait pentingnya dakwah literasi digital ini. 

"Dakwah itu kata kunci atau keyword yang sangat penting sekali karena Pendiri Pesantren ini, Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu itu di sepanjang hidup dan kariernya sangat menekankan pentingnya dakwah. Dakwah itu tabligh, menyampaikan kebaikan amar ma'ruf nahi munkar. Almaghfurlah mendirikan lembaga Ittihadul Muballighin yang kemudian melahirkan banyak dai di Tanah Air Indonesia," pungkas Kiai Oman. 

Seperti diketahui, acara ini menghadirkan tiga narasumber  yakni K.H. Nurul Badruttamam, MA (Sekjen Lembaga Dakwah PBNU), K.H. Ahmad Mahfudz Anwar, SQ, M.Ag (Ketua Majlis Taklim Al-Hamidiyah), dan Ahmad Ubaidillah, S.Hum (Founder Iqra.id).  Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf memberikan sambutannya secara virtual.


Foto: Mas Sul dan Tim Marprom AHA 

Pewarta: Atunk