Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

Berjasa Luar Biasa, Mustasyar Al-Hamidiyah Dianugerahi Doktor Kehormatan Honoris Causa

Minggu, 05 Juni 2022 Oleh Kajis 1153 kali

JAKARTA – Mustasyar (Penasihat) Yayasan Islam Al-Hamidiyah (YIA) Bapak Lukman Hakim Saifuddin (LHS) mendapat anugerah gelar doktor kehormatan atau Honoris Causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Menteri Agama Republik Indonesia Masa Jabatan 2014 - 2019 ini menerima gelar Dr. (H.C.) dalam Bidang Pengkajian Islam Peminatan Moderasi Beragama. Acara ini diselenggarakan dalam sidang senat terbuka di Gedung Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, (Selasa, 31/05/22).

Sidang dipimpin oleh Ketua Senat UIN Jakarta Prof. Dr. Abuddin Nata didampingi Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, para wakil rektor, guru besar, dekan dan sivitas di lingkungan UIN Jakarta. Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, CBE, Guru Besar Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah menjadi promotor dalam sidang senat ini.

Sejumlah tokoh, pejabat negara, dan pimpinan perguruan tinggi turut menghadiri penganugerahan, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Prof. Dr. Mahfud MD; Wakil Menteri Agama RI Dr. KH. Zainut Tauhid Sa’adi; Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI Prof. Dr. Kamarudin Amin; Ketua Mahkamah Konstitusi RI periode 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie; Budayawan Sujiwo Tejo, tokoh agama K.H. Husein Muhammad, Ulil Abshar-Abdalla, dan lainnya.



Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah, Prof. Dr. K.H. Oman Fathurahman, M.Hum, menyatakan bahwa gelar Doktor kehormatan yang diterima Pak Lukman Hakim Saifuddin ini juga membawa berkah bagi Pesantren Al-Hamidiyah khususnya.

"Pak Lukman memberikan inspirasi bahwa beragama itu harus mengedepankan penghormatan terhadap kemanusiaan dan kemaslahatan. Ini sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan kepada para santri di Pesantren Al-Hamidiyah untuk selalu bersikap terbuka, menjadi teladan bagi sesama, dan bagi umat lain", imbuh Prof. Oman, yang juga sebagai Ketua Tim Akademik Penganugerahan gelar Doktor kehormatan kepada Lukman Hakim Saifuddin tersebut.

Rektor UIN, Amany Lubis mengatakan bahwa anugerah gelar doktor kehormatan diberikan UIN Jakarta sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kepada LHS yang telah mendedikasikan dirinya dalam merumuskan gagasan sekaligus praksis moderasi beragama. 

“Di antara kiprah Bapak Lukman Hakim Saifuddin adalah mampu mengawal konstitusi sejak dari menjadi anggota parlemen DPR RI kemudian menjadi Menteri agama, dan menjadi aktivis atau Bapak Moderasi Beragama," ungkap Prof. Amany yang juga didikan dr. Fahmi D Saifuddin, MPH, kakak LHS, saat Prof. Amany menjabat sebagai Ketua Lembaga Bahasa di Pesantren Al-Hamidiyah, Depok pada 1995.

Pihaknya mengatakan, pada Desember 2019, UIN juga memberikan piagam penghargaan kepada LHS sebagai Bapak Moderasi Beragama. LHS berhasil mencetuskan Moderasi Beragama di Kementerian Agama RI yang kemudian diadopsi oleh Presiden RI dan dimasukkan dalam prinsip Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.



Menurut LHS, yang dimaksudkan dengan moderasi beragama ialah mewujudkan esensi atau inti pokok ajaran agama dalam hal ini melindungi kemanusiaan dan membangun kemaslahatan bersama diterapkan dengan prinsip-prinsip keadilan, berimbangan dan mentaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

“Moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Sering kali masih saja ada yang memiliki kesalahpahaman seakan-akan yang dimoderasi itu agama. Agama tentu tidak kita ragukan lagi karena ia datang dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sudah dengan sendirinya agama itu moderat,” ungkap pria lulusan Pondok Modern Gontor itu. 

Pihaknya memaknai moderat dengan tidak berlebih-lebihan, tidak melampaui batas, dan tidak ekstrem. Jadi cara memahami agama, cara mengamalkan agama jadi cara beragama itulah yang perlu diupayakan untuk senantiasa berada pada posisinya yang moderat; wasathiyah, kesedangan, tidak kelebihan, dan tidak pula kekurangan.

Dalam acara ini, seluruh peserta mendapatkan dua buah buku. Pertama, Moderasi Beragama: Menjaga Indonesia,diterbitkan oleh UIN Press. Kedua, Moderasi Beragama, Tanggapan atas Masalah, Kesalahpahaman, Tuduhan, dan Tantangan yang Dihadapinya, diterbitkan oleh Ngariksa (Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara). 


Tayangan video testimoni ditampilkan dalam acara tersebut. Narasi yang sama juga ditampilkan di dalam buku yang dibagikan, di antara tokohnya ialah Prof. Dr. Quraish Shihab, M.A., K.H. A. Mustofa Bisri, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Dr. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum., Bhante Sri Pannyavaro Mahathera, Prof. Dr. Haedar Nashir, Emha Ainun Nadjib, Pdt Gomar Gultom, M.Th, Prof. Din Syamsuddin, M.A., Lies Marcoes Natsir, M.A. 

Selain itu, ada pula Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A., Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Xs. Budi S Tanuwibowo, Prof. Alimatul Qibtiyah, Ph.D, Ulil Abshar Abdalla, Ayu Utami, Habib Husein Jakfar al-Hadar, Prof. Dr. Valina Singka Subekti, M.Si., Sukidi Mulyadi, Ph.D, Dr. A. Elga J. Sarapung, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., Habib Jindan bin Novel, Najwa Shihab, S.H., LL.M., Sujiwo Tejo, Hj. Badriyah Fayumi, Lc, M.A., Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A., Ph.D., Olga Lydia, Dr. H. Adian Husaini, M.Si, dan Alissa Wahid.


Pewarta: Atunk