Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

Perkuat Syiar Islam di Masyarakat, Al-Hamidiyah Kunjungi Republika

Selasa, 02 Agustus 2022 Oleh Kajis 1032 kali


JAKARTA - Dalam rangka penguatan syiar Islam di masyarakat, Pimpinan Yayasan Islam Al-Hamidiyah (YIA) menyambangi Gedung Republika yang berlokasi di Jalan Warung Buncit 37 Jakarta Selatan (Jumat, 22/07/22).

 

Rombongan Al-Hamidiyah terdiri dari: Prof. Dr. K.H. Oman Fathurahman, M.Hum (Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah), M. Rifky Wijaya, ST., M.Sc (Direktur Pengembangan Bisnis & Investasi YIA), Akmal Eky, SS (Kepala Divisi Markprom dan Kominfo), M. Hanif Alman Bimo (Kepesantrenan), Mahdi Sulthoni (Kepala Departemen Marketing & Promosi), dan Fathurrochman Karyadi (Kepala Departemen Sekretariat dan Kominfo Pesantren).

 

Rombongan diterima langsung oleh Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Bapak Nur Hasan Murtiaji, Erdy Nasrul (Redaktur), dan beberapa jurnalis Republika lainnya.



 

“Kami senang sekali kedatangan tamu-tamu pimpinan dari Pesantren Al-Hamidiyah Depok, sebuah pesantren peninggalan tokoh besar Al-Maghfurlah K.H. Achmad Sjaichu,” sambut Pak Nur Hasan di kantornya.

 

Pihaknya menyatakan siap menjalin kerjasama dengan Al-Hamidiyah dalam hal dakwah Islam dan media publikasi baik tulisan maupun audio visual. Ia juga menambahkan, Republika termasuk media pertama di Indonesia yang menyemarakkan media online yakni sejak 1995. Bahkan, beberapa media online yang ada saat ini banyak mantan jurnalis Republika.  

 

“Kita semua tahu bagaimana kiprah baik Republika selama ini. Oleh karena itu kami ingin bisa bersinergi dengan Republika dalam hal dakwah keislaman dan pemberitaan terkait kepesantrenan,” ujar Kepala Pengasuh Pesantren, Kiai Oman.

 

Kiai Oman juga menyatakan siap jika Republika ingin menguatkan konten kesilaman lainnya seperti manuskrip Nusantara maupun isu yang sedang hangat lainnya di Tanah Air.  



 

“Dengan hadirnya Prof Kiai Oman sebagai pengasuh di Pesantren Al-Hamidiyah, maka jika ada pembahasan tentang manuskrip Islam di Indonesia, maka rujukan utamanya menjadi Al-Hamidiyah, bukan yang lain,” tegas Pak Nur Hasan yang kemudian diamini Kiai Oman.

 

Dalam sejarahnya, Al-Hamidiyah dan Republika juga pernah menjalin hubungan baik. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh putra pendiri al-Hamidiyah, Ir. H. Moch. Sutjahjo.

 

“Dulu waktu Almaghfurlah K.H. Achmad Sjaichu masih aktif berkiprah dalam politik nasional dan internasional,  salah satunya lewat Koran Republika, beliau selalu didampingi oleh seorang wartawan senior yaitu Pak Mahbub Djunaidi yang selalu menyertai setiap kegiatan beliau,” tutur Pak Cahyo, putra kedua Kiai Sjaichu yang kini menjabat sebagai Pengawas Bidang Sarana YIA. 

 

Ketika Kiai Sjaichu wafat pada 4 Januari 1995, Koran Republika turut mewartakan keesokan harinya. Di sana disebutkan bahwa selama 30 tahun Kiai Sjaichu berkiprah dalam politik nasional dan internasional. Pada 1964, beliau dipercaya Presiden Soekarno menjadi Sekjen Konferensi Islam Asia Afrika. Dua tahun kemudian, Kiai Sjaichu menjadi ketuanya. Sejak itu, namanya berkibar di dunia internasional, hingga wafat beliau merupakan anggota Dewan Tertinggi Masjid Sedunia. 




(Foto kliping koran oleh M. Fuad Nasar)

 

Seperti diketahui bahwa Republika merupakan koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat Islam, khususnya para wartawan profesional muda yang dipimpin oleh eks wartawan Tempo, Zaim Uchrowi yang telah menempuh berbagai langkah. 


Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang saat itu diketuai BJ Habibie dapat menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993. Pada 1995, Republika membuka situs di internet. Tahun 1997, Republika pertama kali mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ).



Foto: Guntur/Marprom

Pewarta: Atunk