Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

Amati Budaya Keterbukaan di Pesantren, Tiga Profesor Universitas Kyoto Jepang Kunjungi Al-Hamidiyah

Selasa, 07 Februari 2023 Oleh Kajis 1226 kali

DEPOK – Tiga akademisi asal Jepang mengunjungi Pesantren Al-Hamidiyah, Depok (Jumat, 3/02/23). Mereka adalah Prof. TONAGA Yasushi (ASAFAS, Kyoto University), Prof. OKAMOTO Masaaki (CSEAS, Kyoto University), dan TAKAO Kenichiro, Ph.D (Middle East Institute of Japan). Mereka disambut dengan alunan seni hadroh para santri Pesantren Al-Hamidiyah.

 

Kunjungan para peneliti dari Universitas Kyoto ini merupakan atas inisiatif dan undangan Kepala Pengasuh Pesantren, Prof. Dr. K.H. Oman Fathurahman, M.Hum, untuk mengamati, bertemu, dan berdialog dengan para santri serta jajaran tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Yayasan Islam Al-Hamidiyah.

 

Konnichiwa. Selamat datang di Pesantren Al-Hamidiyah,” sambut Kiai Oman seraya menjelaskan sejarah berdirinya Pesantren yang digagas oleh tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Kiai Achmad Sjaichu, ini. “Pesantren kami memegang prinsip mempertahankan nilai-nilai tradisi klasik Islam seraya terbuka mengadopsi nilai-nilai, kurikulum, serta metode pengajaran baru yang lebih baik sesuai perkembangan zaman,” tegasnya.



 

Di hadapan para santri, Kiai Oman memperkenalkan bahwa para profesor Jepang ini datang ke Indonesia karena tertarik untuk mengetahui dan mengamati sikap beragama orang Indonesia yang terkenal santun, moderat, dan ramah, lalu membandingkannya dengan umat beragama di negara lain, seperti Turki dan Pakistan. 

 

“Kita juga bisa belajar dari para profesor Jepang ini dalam hal pentingnya mempelajari dan memahami budaya lain yang berbeda. Tonaga-sensei adalah pengkaji tasawuf, ahli sejarah Turki, dan menguasai 40 bahasa-bahasa dunia, termasuk bahasa Indonesia. Ia juga pernah tinggal dan belajar bahasa Arab di Kairo,” jelas Kiai Oman.

 

Profesor Tonaga mengaku terkesan dengan sikap ramah dan terbuka masyarakat Muslim Indonesia, termasuk keluarga besar Al-Hamidiyah. “Kita tahu bahwa di belahan dunia lain, wajah Islam sering dicitrakan dengan kekerasan. Kami di Jepang ingin mengangkat citra lain praktik beragama yang damai dan santun. Apalagi di Indonesia ada kebijakan moderasi beragama. Ini yang membuat kami tertarik datang ke Indonesia, termasuk ke Pesantren Al-Hamidiyah,” ungkapnya.