Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

Tiga Suara yang Disukai Allah SWT

Kamis, 06 April 2023 Oleh Kajis 4315 kali

Oleh: Ust. H. Muhammad Abdul Fatah, S.Pd.I*

Dalam kajian ilmu Tajwid, proses keluarnya huruf itu berasal dari suara. Sedangkan suara itu berasal dari napas yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap makhluk yang bernyawa. Napas merupakan angin atau udara yang dikeluarkan dari dalam dada sampai mulut. Angin atau udara yang keluar dengan tekanan biasa dinamakan napas. Kalau dengan tekanan yang kuat akan menjadi suara. Suara yang dipusatkan pada tempat-tempat tertentu akan menjadi huruf. Inilah asal muasal makharijul huruf. Hikmah dari proses bernapas pada makhluk hidup.

Kalau kita mau merenungi dan mencoba memahami setiap detail dari kehidupan ini, niscaya satu persatu kekuasaan Allah dapat disingkap, kemudian bisa diambil hikmahnya. Lalu, suara apa saja yang sangat disukai Allah? Dalam kitab Ayyuhal Walad karya Al-Imam Al-Ghazali terdapat hadits yang menarik untuk diulas. Rasulullah Saw bersabda:

 ثلاثة أصوات يحبها الله تعالى : صوت الديك، وصوت الذي يقرأ القرآن، وصوت المستغفرين بالأسحار

“Ada tiga suara yang sangat disukai oleh Allah; suara ayam (yang berkokok di pagi hari), suara orang yang membaca Al-Qur’an, dan suara orang-orang yang beristighfar di waktu sahur (sebelum subuh).

Suara pertama yang sangat disukai Allah adalah suara ayam. Suara kokok ayam tiap pagi menjadi pertanda awal dimulainya kehidupan manusia. Kokok ayam biasanya terdengar mulai tengah malam, sepertiga malam terakhir disaat hamba-hamba Allah memulai aktivitas bermunajat kepada Allah. Apalagi Indonesia, terkenal di seantero dunia sebagai negeri yang setiap pagi, ayam berkokok bersahut-sahutan hingga terdengar berkilo-kilo jauhnya sebagaimana keterangan dalam Rihlatus Sairafi karya Sulaiman, geografer asal Iran. Maka tidak heran kalau suara ayam ini sangat disukai oleh Allah karena berhasil mengajak pada kebaikan. 

Bahkan, dalam salah satu nasihat Luqman, sang ahli hikmah, kepada anaknya mengilustrasikan suara kokok ayam ini:

  يا بني، لا يكونن الديك أكيس منك، ينادي بالأسحار وأنت نائم

 “Wahai anakku, jangan sampai seekor ayam itu lebih cerdas dari dirimu. Ia memanggil (membangunkan orang-orang) di waktu sahur, sedangkan dirimu masih tertidur pulas.

Suara kedua yang paling disukai Allah adalah suara orang yang sedang membaca Al-Qur’an. Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini sebagai representasi dari kalam Allah yang mempunyai keistimewaan sendiri. Al-Qur’an dirasa efektif sebagai media untuk berinteraksi dengan Allah. Al-Qur’an sebagai wahyu ilahi, sumber ilmu pengetahuan, serta pedoman komplit bagi umat manusia. Menyadari hal ini, seharusnya Al-Qur’an menjadi prioritas dalam hati umat Islam untuk direnungi, dikaji, dihafal, minimal dibaca. Tentu, suara bacaan Al-Qur’an juga termasuk suara yang sangat disukai Allah.

Napas yang diberikan Allah kepada makhluk hidup, khususnya manusia, tidak diciptakan sia-sia atau hanya sekadar untuk keberlangsungan hidup manusia saja. Lebih dari itu, setiap hembusan napas yang digunakan untuk mengagungkan Allah, tentu sangat disukai oleh Allah. Banyak sekali keutamaan-keutamaan dari membaca Al-Qur’an ini.

Dan, suara ketiga yang paling dirindukan oleh Allah adalah suara orang-orang yang memohon ampunan Allah, terlebih di waktu sahur. Mereka yang mau bertaubat mempunyai posisi istimewa di sisi Allah. Allah sangat merindukan taubatnya para pendosa. Bahkan dalam salah satu hadits qudsi ditegaskan, rintihan orang yang bertaubat itu lebih disukai Allah daripada jeritannya (doa, mujahadah) para ahli ibadah.

وَأَوْحَي اللهُ تعالى إِلَى دَاوُدَ عليه الصلاة والسلام : يَا دَاوُدَ، أَنِيْنُ الْمُذْنِبِيْنَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ صَرَاخِ الْعَابِدِيْن

“Allah berfirman kepada Nabi Daud As, ‘Wahai Daud, rintihan para pendosa lebih Aku sukai daripada jeritan para ahli ibadah’.”

Dalam banyak ayat Al-Qur’an juga dijelaskan tentang fadhilahnya istighfar di waktu sahur ini, di antaranya:  

وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْأَسْحَارِ 

“Dan mereka yang memohon ampun kepada waktu di waktu sahur (sebelum terbit fajar).” (Q.S. Ali Imran: 17)

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

 “Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Q.S. adz-Dzariyat: 18).

 Maka tidak heran, amalan-amalan istighfar yang dilakukan di pagi hari, khususnya waktu sahur dan shubuh itu sangat ampuh karena memang disukai oleh Allah. Salah satu amalan istighfar yang populer adalah amalan yang diijazahkan oleh Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dan banyak dikutip oleh para ulama dalam karyanya, di antaranya dalam kitab I’anatuth Thalibin bisa disebut pula sebagai amalan untuk melancarkan rezeki.

وردت عن النبي صلى الله عليه وسلم فى أحاديث صحيحة كثيرة، أمر بها بعض أصحابه لتوسع الرزق، وقال بعض العارفين: وهي مجربة لبسط الرزق الظاهر والباطن، وهي هذه: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ، كل يوم مائة مرة. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ، كل يوم مائة مرة. واستحسن كثير من الأشياخ أن تكون بين سنة الصبح والفريضة، فإن فاتت في ذلك فبعد صلاة الصبح وقبل طلوع الشمس، وإن فاتت في ذلك فبعد الزوال. فلا ينبغي للعبد أن يخلي يومه عنها.

“Diriwayatkan dalam banyak hadits shahih, sebuah hadits bahwa Rasulullah Saw, memerintahkan sejumlah sahabatnya untuk mengamalkan bacaan ini untuk melapangkan rezeki. Sebagian ulama mengatakan: Amalan ini teruji dalam melapangkan rejeki lahir maupun bathin. Bacaan yang dimaksud adalah: Laa ilaaha illallah Al-Malikul Haqqul Mubin, setiap hari dibaca 100 kali dan Subhanallah wa bihamdihi Subhanallahil Adzim Astaghfirullah, setiap hari dibaca 100 kali. Para masyayikh banyak menganjurkan sebaiknya bacaan ini dibaca setiap antara selesai salat sunnah Qabliyyah Shubuh dan Shalat subuh. Jika terlewatkan, maka dibaca bakda subuh atau sebelum matahari terbit. Jika terlewatkan, maka dibaca setelah matahari terbit (waktu dhuha). Intinya, sebaiknya jangan sampai terlewati hari tanpa membaca amalan tersebut.”

Wallahu A’lam

*penulis adalah Koordinator Al-Qur'an Pesantren Al-Hamidiyah, Depok.