Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Opini
Home / Opini

Santri dan Al-Qur’an: Jalan Hidup yang Penuh Berkah

Rabu, 12 Maret 2025 Oleh M. Yasir 605 kali

Di atas hamparan karpet merah yang lembut, seorang santri berbaring dengan Al-Qur'an masih erat dalam genggamannya. Pakaian putih yang ia kenakan tampak sederhana, namun bersih dan penuh keberkahan. Mungkin ia baru saja menyelesaikan tilawah panjang, atau mungkin sedang merenungi ayat-ayat yang baru dihafalnya. Suasana masjid yang tenang, dengan cahaya mentari masuk melalui jendela, menciptakan kedamaian di hatinya.

Pemandangan ini sungguh menyentuh hati. Seorang anak yang memilih mengisi waktunya dengan membaca Al-Qur’an, dibanding menghabiskan masa mudanya dengan sesuatu yang sia-sia. Di luar sana, banyak anak seusianya yang larut dalam dunia maya, kecanduan game online, atau bahkan terjerumus dalam pergaulan bebas yang merusak. Namun santri ini berbeda. Ia memilih berada di rumah Allah swt, menjaga hatinya dari kesia-siaan, dan merajut masa depan dengan cahaya ilmu agama.

Orang tua mana yang tidak menginginkan anaknya tumbuh dalam suasana yang penuh berkah seperti ini? Di tengah tantangan zaman yang semakin berat, banyak anak kehilangan arah. Pergaulan bebas, narkoba, kecanduan media sosial, dan berbagai pengaruh buruk lainnya mengintai di setiap sudut kehidupan. Lantas, di mana tempat terbaik untuk menjaga mereka?

Mengapa Pesantren Adalah Pilihan Terbaik?

Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun, zaman yang terus berubah membawa tantangan baru yang tidak bisa dianggap remeh. Anak-anak sekarang hidup di era digital, di mana arus informasi begitu deras, tetapi tidak semua membawa manfaat. Banyak yang terhanyut dalam dunia maya, sibuk dengan layar ponsel, hingga lupa pada dunia nyata.

Di tengah kondisi seperti ini, pesantren hadir sebagai tempat yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membentuk karakter. Di sana, anak-anak belajar untuk disiplin, menghormati guru, dan memahami nilai-nilai kehidupan. Mereka tidak hanya diajari bagaimana menjadi orang yang cerdas, tetapi juga bagaimana menjadi manusia yang berakhlak. Berbeda dengan anak-anak yang terlalu bebas tanpa arah, santri memiliki batasan yang jelas, yang menjadikan mereka lebih terjaga dari sikap semaunya sendiri. 

Berikut ini 5 alasan bagi orang tua yang ingin memilih pesantren untuk buah hatinya.

  1. Menjaga Akhlak dan Karakter Anak

Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga madrasah kehidupan. Santri diajarkan untuk sopan, disiplin, dan menghormati orang tua serta guru. Santri dibimbing untuk selalu menghormati orang tua dan guru, tumbuh dalam kedisiplinan, serta memahami nilai-nilai kesopanan. Dengan bimbingan yang baik, mereka belajar untuk bertanggung jawab atas diri sendiri, berbeda dengan anak-anak yang tumbuh tanpa arahan yang jelas, sehingga mudah terbawa arus pergaulan yang kurang baik.

  1. Lingkungan yang Terjaga dari Kerusakan Moral

Dunia di luar sana menghadirkan banyak tantangan bagi anak-anak, seperti pergaulan yang tidak terarah, paparan konten digital yang kurang mendidik, hingga pengaruh budaya yang dapat menjauhkan mereka dari nilai-nilai Islam.Di pesantren, anak berada dalam lingkungan yang penuh nilai-nilai keislaman, dikelilingi teman-teman yang memiliki tujuan hidup yang sama: mencari ridha Allah swt.

  1. Seimbang antara Ilmu Agama dan Umum

Banyak pesantren saat ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia. Anak-anak bisa tetap menguasai sains dan teknologi, tanpa kehilangan pondasi iman mereka.

  1. Membentuk Kemandirian dan Ketangguhan

Santri terbiasa hidup mandiri. Mereka mengatur jadwal belajar, berkegiatan, berorganisasi, dan menjalani kehidupan dengan disiplin. Ini melatih mereka menjadi pribadi yang kuat dan siap menghadapi tantangan dunia. Santri pesantren akan sangat terlihat pada saat mereka terjun ke masyarakat.

  1. Investasi Akhirat untuk Orang Tua

Setiap ayat yang dibaca, setiap doa yang dipanjatkan, setiap sujud yang dilakukan oleh anak di pesantren akan menjadi amal jariyah bagi orang tuanya. Betapa beruntungnya orang tua yang memiliki anak sholeh, yang mendoakan mereka setiap hari. Menuntut ilmu di pesantren juga termasuk berjihad di jalan Allah swt.


Pesantren adalah Miniatur Kehidupan Bermasyarakat

Pesantren tempat di mana santri belajar berinteraksi, bekerja sama, dan membangun kebersamaan dalam lingkungan yang penuh nilai-nilai Islam. Di zaman sekarang, banyak orang tua yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ayah sibuk mencari nafkah, ibu pun ikut membantu ekonomi rumah tangga. Akibatnya, waktu bersama anak semakin terbatas. Ketika anak pulang sekolah, mereka sering kali hanya ditemani oleh gawai, lingkungan pergaulan yang tidak terkontrol, atau malah dibiarkan tanpa pengawasan.

Coba bayangkan, berapa banyak anak yang menghabiskan waktunya dengan bermain game hingga lupa shalat? Berapa banyak yang larut dalam media sosial, mengikuti tren yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam? Berapa banyak yang berkumpul dengan teman-teman tanpa arah, tanpa bimbingan, tanpa tujuan yang jelas? Tidak sedikit pula yang akhirnya terjerumus dalam pergaulan bebas, merokok, bahkan terpengaruh hal-hal negatif lainnya.

Lalu, bandingkan dengan mereka yang berada di pesantren. Setiap hari, anak-anak pesantren menghafal Al-Qur'an, mempelajari hadits, dan membangun kedekatan dengan Allah swt. Mereka tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga dibimbing dalam adab dan akhlak yang baik. Mereka hidup dalam lingkungan yang kondusif, dijauhkan dari godaan dunia yang menjerumuskan saat usia mereka tidak mampu menangkalnya.

Maka, wahai para orang tua, jika keseharian yang padat membuat pengawasan terhadap anak menjadi terbatas, dan jika orang tua menginginkan mereka tumbuh dalam lingkungan yang baik serta terarah, maka pesantren adalah pilihan yang tepat. Di sana, mereka akan belajar dan berkembang dalam cahaya Al-Qur’an, berada di lingkungan yang membentuk karakter dan akhlak, serta terjaga dari pengaruh yang dapat mengalihkan mereka dari jalan kebaikan.

Lebih baik anak kita terlelap di rumah Allah swt setelah menunaikan tilawahnya, daripada terjaga di tempat yang menjauhkannya dari keberkahan. Biarlah Al-Qur’an menjadi pelita dalam hidupnya, membimbing setiap langkahnya, dan menjadikannya insan yang mulia di dunia maupun di akhirat. Sebab, tidak ada tidur yang lebih indah selain dalam dekapan keimanan, dan tidak ada kehidupan yang lebih bermakna selain yang dipenuhi dengan cahaya ilmu dan takwa.


Ditulis oleh: Ira Asmara