Akhlak Menjadi Mahkota bagi Santri

Akhlak akan menjadikan santri bernilai dan dihargai saat berada di masyarakat. Hal ini merupakan mahkota terindah bagi seorang yang belajar di Pesantren menjalani hari-harinya dengan bertingkahlaku, bersosialisasi, bergaul tiada lain dengan akhlak mulia. 

Santri hendaknya mengedepankan akhlak, prilaku, karakter yang mulia. Modal bagi seorang santri berupa akhlak mulia, yaitu dapat menempatkan dirinya untuk segala keadaan. Saat di Pesantren maka mengindahkan tata tertib merupakan perwujudan dari akhlak itu sendiri. 

Wakil Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah KH Abdul Rosyid, Lc setelah melaksanakan Sholat Dhuhur memberikan nasihat kepada para santri di Masjid Jami Al-Hamidiyah agar  selalu mengamalkan akhlak mulia, yang baik, sebagaimana tauladan kita sepanjang masa Baginda Nabi Muhammad SAW diutus tiada lain untuk menyempurnakan akhlak mulia (30/01/22) Minggu. 

Innamaa buitstu liutammima makaarimal akhlak yaitu beliau diutus melainkan untuk menyempurnakan karakter baik manusia yang universal. 

Santri yang mengedepankan akhlak maka keberkahan akan selalu bersamanya, sampai saatnya nilai berkah itu akan dirasakan setelah tamat dari Pesantren. 

"Akhlak hendaknya menjadi hal utama untuk meraih kebaikan," Tegas Pengampu Kitab Riyadus Sholihin di kajian Tabarukan Santri Pesantren Al-Hamidiyah. 

Tambahnya bahwa santri akan menjadi seorang yang dihargai karena akhlaknya yang mulia, ilmu akan mengikutinya dan pastinya usaha belajar pun menjadi keharusan. 

"Termasuk akhlak mulia adalah berkhusnudhon kepada Allah yang maha segala-galanya dan juga kepada kiai, asatidz dan gurunya akan mendatangkan keberkahan hidup." Pungkas MUI Depok Bidang Dakwah. 

Red : Abdul Mun'im Hasan