Yayasan Islam Al-Hamidiyah
Berita
Home / Berita

Gelar Buka Puasa Bersama, K.H. Lukman Hakim Saifuddin Sampaikan Tiga Pesan

Jum'at, 22 April 2022 Oleh Kajis 1249 kali

JAKARTA - Direktur Utama Yayasan Islam Al-Hamidiyah (YIA), dr. H. Imam Susanto Sjaichu, Sp.B., Sp.BP-RE (K), mengundang jajaran pimpinan dan pengurus di lingkungan Pesantren Al-Hamidiyah untuk berbuka puasa bersama. Acara dilaksanakan di kediaman Ir. H. Mochammad Sutjahjo di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, (Selasa, 19/04/22).


Hadir pula dalam acara tersebut, K.H. Lukman Hakim Saifuddin, K.H. Zainuddin Ma’shum Ali (keduanya Mustasyar YIA), Prof. Dr. K.H. Oman Fathurahman, M.Hum (Kepala Pengasuh), K.H. Abdul Rasyid, M, Lc., K.H. Jauhari Sadji, Lc (keduanya Wakil Pengasuh), Ir. H. Achmad Fauzi, H. Zainul Mujahidin (keduanya Dewan Pembina), Hj. Zubaidah, SE (Direktur Keuangan, Purchasing & PPIC), Dr. Hj. Farida, Sp. AK, Ir. H. RP. Hadi Tjahyono, M.B.A (keduanya Badan Pengawas), Dr. Farida Wulandari, M.Pd (Direktur Pendidikan), Marti Alifa Fauzia, S.Psi (Wakil Direktur Pendidikan), Rahmat Fajar Trianto, ST (Direktur SDS & IT), M. Rifky Wijaya, ST., M.Sc (Direktur Pengembangan Bisnis & Investasi), dan lainnya.


Di kesempatan tersebut, dr. H. Imam Susanto, Sp. BP menyampaikan terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang berkenan hadir dalam acara buka puasa bersama. 


“Kita patut bersyukur karena masih diberi kesempatan oleh Allah swt. untuk berpuasa dan menjalankan amalan-amalan sunnah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Lebih bersyukur lagi bahwa Pesantren Al-Hamidiyah masih eksis dan berkembang hingga saat ini. Kunci dari keberhasilan tak lepas dari kecintaan, kerja keras, dan kerja sama dari bapak dan ibu sekalian,” ungkap Pak Imam Susanto yang merupakan putra tertua K.H. Achmad Sjaichu. 


Selanjutnya, K.H. Lukman Hakim Saifuddin, selaku mustasyar, menyampaikan sambutan terkait tiga hal prinsip dasar dalam berkomunikasi di sebuah organisasi. Pertama, tentang kecintaan. 


“Al-Hamidiyah merupakan organisasi besar yang memiliki pimpinan, unit-unit, departemen, serta divisi. Prinsip dasar ketika kita berada dalam organisasi atau team work ialah perlunya masing-masing kita memiliki rasa cinta. Ini modal utama yang harus ditumbuhkan,” ujar Menteri Agama RI periode 2014-2019 tersebut. 




Bapak Lukman Hakim juga menegaskan, kecintaan yang dimaksud ialah untuk membangun peradaban yang lebih baik daripada yang kita alami. 


“Jadi kita tidak berpikir mikro atau kecil,” lanjut putra dari Prof. K.H. Saifuddin Zuhri ini, “Misalnya saya di unit administrasi atau kesekretariatan, tidak hanya mengerjakan surat-menyurat, melakukan filing, tapi pekerjaan teknis itu dalam rangka pekerjaan besar membangun peradaban. Kecintaan kepada generasi yang akan mendatang harus ditumbuhkan sebagaimana kita berkesempatan mewarisi dari para pendahulu kita.” 


Pesan yang kedua dari lulusan Pondok Modern Gontor ini adalah berpikir positif. Lebih mengedepankan baik sangka atau husnudzan daripada buruk sangka atau suudzan


“Bekerja dengan orang banyak ini tentu perlu didasari dengan positive thinking, atau husnudzan. Karena orang pilihannya hanya dua saja, mau husnudzan atau su’udzan itu saja tidak ada pilihan lain. Daripada kita berburuk sangka, kenapa kita tidak lebih mengedepankan berbaik sangka? Karena ini akan menjadi landasan kita berkomunikasi,” tandasnya. 



Prinsip dasar komunikasi yang ketiga ialah lebih mengedepankan memberi daripada menuntut atau meminta.


“Karena lagi-lagi, pilihannya hanya dua ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kita mau memberi atau meminta. Sering kali menuntut, tolong perhatikan saya, dan sebagainya. Kalau semua orang menuntut lalu siapa yang memberi? Tapi kalau setiap orang memberi, semua akan mendapatkan. Ini prinsip, bahkan dalam Islam, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah,” pungkas lulusan Universitas Islam As-Syafiiyah, Jakarta, tersebut.


Acara yang dihadiri sekira oleh 40 peserta tersebut dilanjutkan dengan menyantap hidangan berbuka puasa bersama, shalat maghrib dan isya berjamaah, serta ditutup dengan Shalat Tarawih dan Witir 23 raka’at yang diimami langsung oleh Prof. Dr. KH. Oman Fathurahman, M.Hum. 



Pewarta: Atunk