Program seminar dan workshop budidaya maggot diselenggarakan di Masjid Jami Al-Hamidiyah pada Jumat (9/8/2024). Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi: sesi pertama berlangsung pukul 08.00 – 11.30 untuk santri kelas VII dan VIII dengan pembicara Edy Fajar Prasetyo, sedangkan sesi kedua berlangsung di ruang kelas dari pukul 13.30 – 14.30 dengan pembicara Fathimah Himmatina, yang diikuti oleh sepuluh santri. Program ini merupakan bagian dari roadshow Askara Nusantara yang didukung oleh Kitabisa.com, serta bekerja sama dengan Magobox sebagai penyedia layanan jasa dan barang untuk biokonversi maggot.
Acara seminar dan workshop ini diadakan karena adanya kesadaran masyarakat sekitar tentang pentingnya pengelolaan sampah. Santri MTs Pesantren Al-Hamidiyah diharapkan dapat membantu mengurangi sampah di lingkungan sekitar dan ikut serta dalam membudidayakan maggot, mengingat banyak TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang tutup karena sudah tidak mampu menampung sampah, termasuk sampah organik seperti sisa makanan. Melalui budidaya maggot, sampah makanan dapat dikurangi secara signifikan, sehingga penting untuk menjaga lingkungan.
Cara membudidayakan maggot dimulai dengan menempatkan telur maggot di atas toples kecil yang dibalik di dalam wadah berisi dedak yang telah diberi air sebagai makanan awal bagi maggot yang baru menetas. Setelah maggot berkembang, mereka dipindahkan ke dalam kotak yang lebih besar hingga mampu memakan sampah makanan. Untuk menghindari datangnya predator, sebaiknya sisa makanan disebar agar cepat habis dan tidak menimbulkan bau. Selanjutnya, buatlah jalur menggunakan selang menuju toples kecil karena maggot pupa akan menghindari makanan di sekitarnya dan perlu dipindahkan ke kandang Black Soldier Fly (BSF). Karena BSF betina lebih tertarik meletakkan telurnya di tempat yang kering dan berbau menyengat, sebaiknya jarak antara tempat maggot dan BSF diperhatikan agar telur tidak diletakkan di tempat yang salah. Untuk tempat bertelur, gunakan tiga lapisan kayu yang diberi celah untuk menaruh telur, serta tambahkan penyedap rasa untuk memancing BSF betina. Telur maggot dapat dipanen dengan menggunakan pisau pada bagian belakang.
BSF jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk sayapnya; BSF betina memiliki sayap yang lebih lancip dan akan mati setelah bertelur, sementara BSF jantan memiliki sayap yang tidak lancip dan akan mati setelah kawin.
Dengan demikian, budidaya maggot sebenarnya cukup mudah dilakukan. Oleh karena itu, mari mulai melestarikan budidaya maggot untuk membantu mengurangi sampah organik di TPA dan menjaga udara segar tetap tersedia di sekitar kita.
Pewarta: Noorfayza Syurafa Alkagiri dan Aulia Ismahani Arrizmi, Kelas 8B
Editor : Indah Siti Nur Amanah, M.Pd.