MA Al-Hamidiyah
Home > Berita
Berita

Kemenag Adakan Konferensi Internasional soal Percepatan Transformasi Digital Madrasah, MA Al-Hamidiyah Hadir sebagai Peserta

Minggu, 04 Desember 2022 Oleh Kajis 1050 kali

 

JAKARTA - Madrasah Aliyah (MA) Al-Hamidiyah Depok mendapat penghormatan menjadi salah satu peserta dalam kegiatan International Conference Accelerating Digital Transformation of Madrasah. Acara yang diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) ini diikuti oleh 194 peserta dari berbagai unsur di Kemenag serta perwakilan kepala madrasah negeri dan swasta se-Indonesia. Selama tiga hari, acara dilaksanakan di di Holiday Inn Kemayoran, Jl. Griya Utama Jakarta (Rabu-Jumat, 23-25/11/22).


Para pejabat di Kementerian Agama RI turut hadir seperti Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Ali Ramdhani, para Pejabat Struktural Maupun Fungsional, para pimpinan dan Perwakilan Perguruan Tinggi Keagamaan, perwakilan dari organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam Penyelenggara Pendidikan, dan undangan dari Madrasah Negeri dan Swasta se-Indonesia.


Di antara para narasumber di acara ini ialah Dr. Fida Sanjakdar (Senior Lecturer dari Monash University Australia), Dr. Umi Waheeda, M.Si (Founder Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School), Mark Heyward, Ph.D (Director of INOVASI, DFAT), Anindito Aditomo, S.Psi, M.Phil, Ph.D (Ministry of Education, Culture, Research, and Technology), Sonny Zulhuda, Ph.D (International Islamic University Malaysia), Bahrul Hayat, Ph.D ( UIII Jakarta), Dr. M. Tazli Azizan (Co-Founder Skolar Malaysia), Dr. Ifan Iskandar, S.Pd., M.Hum (Universitas Nasional Jakarta), Ust. Rois Haqiqi, M.Pd (Principal of Tazkia Malang International Islamic Boarding School), Prof. Abdul Mu'ti (UIN Jakarta).



Mark Heyward, Ph.D Director of INOVASI DFAT memaparkan tentang Inovasi Proses Manajemen & Penilaian Pembelajaran. Sebagai  praktisi bidang pendidikan dan tim pakar yang membuat konsep Assessment Nasional, beliau mengingatkan  tentang pertumbuhan ekonomi Industri 4.0 dan apa tindak lanjutnya pada dunia Pendidikan.


“Kemajuan Indonesia di masa yang akan datang dan transformasi digital pembelajaran guru serta pembelajaran siswa salah satunya dengan artificial intelligence (AI). Tantangan dalam AI bukan hanya tentang mendidik lebih banyak pakar AI dan komputer, meskipun hal itu penting. Hal Ini juga tentang tantangan membangun keterampilan meniru yang tidak bisa dilakukan oleh AI. AI tidak dapat membangun keterampilan manusia yang penting seperti kerja tim, kepemimpinan, mendengarkan, tetap positif, berurusan dengan orang-orang dan mengelola krisis dan konflik,” ungkapnya.


Mark Heyward menambahkan bahwa siswa harus mencapai setidaknya kompetensi dasar minimal dalam keterampilan literasi dan numerasi. Apalagi jika dikaitkan dengan perubahan tenaga kerja yang pesat dalam Industri 4.0. Indonesia punya peran dalam ekonomi global. Jika Indonesia menjadi negara yang terbesar ke-4 dalam ekonomi global pada 2050, maka sistem pendidikan harus berada di jalur cepat untuk menyediakan tenaga kerja yang lebih terampil.




Selama kegiatan, semua peserta antusias mengikuti setiap sesi presentasi yang dibawakan oleh para narasumber sesuai dengan subtema masing-masing. Prosedur dan teknis dalam kegiatan konferensi ini terbilang ketat, semua peserta diwajibkan masuk dengan menggunakan aplikasi dan barcode khusus. Konferensi Internasional ini bertujuan untuk mendapatkan pandangan dan gagasan dari para pakar pendidikan baik di dalam maupun luar negeri dalam rangka penyusunan roadmap dan strategi kebijakan untuk pengembangan dan penjaminan mutu madrasah.


Tema besar Percepatan Transformasi Digital Madrasah yang diusung dalam konferensi ini  dibagi menjadi beberapa subtema, yaitu (1) Meningkatkan Kualitas Lulusan Madrasah Abad 21, (2) Inovasi Manajemen Proses & Penilaian Pembelajaran, (3) Penilaian Pendidikan dalam rangka upaya peningkatan mutu Pendidikan, (4) Penguatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan, (5) Kepemimpinan Instruksional Madrasah, dan (6) Peran Madrasah dalam Penguatan Moderasi Beragama.




Terdapat delapan rekomendasi dari Konferensi Internasional ini. Pertama, Kurikulum Madrasah harus memuat isu-isu global, seperti pendidikan seksual, demokrasi, dan inklusi. Penyusunan kurikulum harus melibatkan masyarakat pengguna Pendidikan madrasah, sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka. Kedua, Kementerian Agama secara rutin melakukan asesmen terhadap madrasah dan memanfaatkan hasilnya untuk perencanaan dan pengambilan kebijakan. Ketiga, menggunakan pendekatan yang diintegrasikan dalam KKG/FGMP menggunakan bahan ajar e-learning seperti e-numerasi dan e-literasi.


Keempat, Merubah mindset pengelola dalam pendekatan ke-Islaman dan sosial. Kelima, membangun kolaborasi dengan berbagai lembaga perbankan dan negara-negara otonom. Keenam, pemanfaatan sumber daya secara mandiri melalui pengembangan usaha dalam bidang energi, dsb. Ketujuh, Pengelolaan keuangan secara digital dan prinsip transparan dan accountable. Terakhir, Penguatan kepemimpinan dan manajemen madrasah.


Pewarta: Ira Asmara


Archive