Pesantren Al-Hamidiyah
Home > Berita
Berita

Tayangan Perdana AHA Podcast: Ungkap Filosofi Seni dalam Islam

Kamis, 29 Agustus 2024 Oleh M. Yasir 344 kali

AHA Podcast merupakan platform bagi para santri Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, untuk mengembangkan kemampuan komunikasi, sesuai dengan jargon santri KITAB (Komunikatif, Inovatif, Terbuka, Argumentatif, Berintegritas).

Tayangan perdana AHA Podcast menghadirkan Wakil Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah, KH. Abdul Rasyid, Lc, yang dipandu oleh pembawa acara Sakanegara dan Abid Nidzamulhaq. Tema diskusi yang diangkat adalah "Seni dan Kreativitas dalam Islam."

Kiai Rasyid menjelaskan bahwa kesenian dalam Islam hukumnya mubah atau diperbolehkan. Ia juga menekankan bahwa Islam adalah agama yang mencintai keindahan.

"Allah SWT menyebut diri-Nya sebagai Dzat yang Maha Indah, seperti yang sering kita dengar, Innallaha jamilun yuhibbul jamal. Dengan konteks ini, Allah mensifatkan diri-Nya sebagai Dzat yang Maha Indah," ujar Kiai Rasyid.

Ia menambahkan bahwa Islam sangat menghargai seni dan budaya, dan umat Islam seharusnya tidak memandang seni sebagai sesuatu yang asing. Justru, kreativitas seni harus muncul dari kalangan umat Islam.

"Ada banyak bentuk seni yang dapat dikembangkan selama tidak keluar dari aturan Islam. Misalnya, menyanyi atau melukis selama tidak melanggar norma-norma agama. Bahkan Al-Qur’an itu sendiri adalah seni yang populer dengan berbagai perlombaan Al-Qur’an di seluruh dunia," jelas Kiai Rasyid, yang juga merupakan alumni Pesantren Al-Hamidiyah.

Kiai Rasyid menekankan bahwa seni yang bernafaskan Islam sebaiknya didasari niat ibadah dan keikhlasan dalam pengabdian kepada Allah SWT, karena tujuan seni adalah untuk menebarkan kebaikan kepada sesama.

"Ketika kita menciptakan karya seni, yang tidak boleh kita lupakan adalah akhlak dan moral. Semua karya seni pada dasarnya adalah refleksi dari ciptaan Allah SWT. Allah telah menyebutkan dalam QS. Al-Hijr: 16, 'Sungguh, Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di langit dan Kami telah menghias langit itu bagi orang yang memandangnya.'"

Ia juga menjelaskan bahwa seni musik dalam Islam telah berkembang sejak lama, sehingga tidak perlu mengikuti gaya dari Barat.

"Kita bisa mengembangkan ciri khas seni musik dalam Islam sendiri, sehingga walaupun mengikuti perkembangan zaman, tetap tidak keluar dari syariat Islam," ungkapnya.

Kiai Rasyid menegaskan bahwa kreativitas dalam Islam tidak mengenal batas selama tetap berada dalam keimanan dan memberi manfaat bagi orang lain. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kepada keindahan.

"Segala ciptaan di muka bumi ini adalah tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berpikir. Sebagai umat Islam, kita tidak boleh merasa tertinggal. Kita dapat menciptakan sebanyak mungkin karya seni dan menyebarkannya melalui media sosial agar bermanfaat bagi orang lain."

Ia menutup dengan harapan bahwa seni dapat menjadi salah satu cara untuk menyampaikan pesan-pesan Islam. "Semoga dengan adanya jiwa seni dalam diri para santri dan pengajar, dapat tercipta karya seni yang menginspirasi," pungkasnya.

Pewarta: Reiski Ardinal dan Tiara Pratiwi

Editor: Abdul Mun’im Hasan

Archive