Pesantren Al-Hamidiyah
Home > Berita
Berita

Rombongan Pesantren Al-Hamidiyah Hadiri Haul ke-53 KH. Ma’shoem Achmad di Lasem

Rabu, 11 September 2024 Oleh M. Yasir 225 kali

Rombongan dari Pesantren Al-Hamidiyah, yang diwakili oleh Wakil Pengasuh dan Dewan Masyayikh, menghadiri acara Haul ke-53 KH. Ma’shoem Achmad (Mbah Ma’shoem) di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, pada 10 September 2024. Puncak acara berlangsung di Masjid Agung Lasem dan Pesantren Al-Hidayat, dengan ribuan jamaah yang datang dari berbagai penjuru negeri. Acara ini juga dihadiri oleh tokoh Nahdlatul Ulama, politisi, dan pejabat pemerintahan, menjadikannya momen tahunan yang sangat dinanti.

"Alhamdulillah, haul tahun ini ramai dihadiri oleh jamaah. ‘Besek’ (nasi kotak dan snack) yang disiapkan ribuan pun habis, bahkan masih kurang. Alhamdulillah, berkah," ujar KH. Syihabuddin, cucu KH. Ma’shoem sekaligus Pengasuh Pesantren Al-Hidayat.

Acara puncak ditutup dengan gema shalawat yang dipimpin oleh Habib Zaidan. Dalam perbincangan dengan KH. Syihabuddin, terselip cerita menarik tentang salah satu santri KH. Ma’shoem, yakni KH. Achmad Sjaichu, yang dikenal sebagai "khadim" (pelayan) dari Mbah Ma’shoem.

"KH. Sjaichu dulu sehari-hari membantu Simbah (KH. Ma’shoem) di rumah. Kalau ada tamu, beliaulah yang menyajikan makanan dan minumannya. KH. Sjaichu adalah santri yang mandiri, pekerja keras, dan sangat patuh pada gurunya," kenang KH. Syihabuddin.

Sebagai informasi, KH. Achmad Sjaichu pernah menimba ilmu di Pesantren Al-Hidayat selama tiga tahun di bawah asuhan KH. Ma’shoem Achmad. Sjaichu kecil diantar ke pesantren oleh ayah angkatnya, KH. Abdul Wahab Hasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dan Rais ‘Am PBNU setelah kepemimpinan Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyari. Selama di Lasem, KH. Sjaichu dikenal sebagai santri yang tekun belajar dan sering membantu mengurus kehidupan pondok. Beliau bahkan dipercaya menjadi Lurah Pondok, santri senior yang bertugas mengatur keseharian di pesantren.

Pewarta: Suma Wijaya

Dokumentasi: Abdul Rasyid

Archive